PEDOMAN
PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN
Hasan Mustafa
Masalah Penelitian
(Research Problem)
Semua penelitian dimulai dari
adanya suatu masalah. Apa yang dimaksud dengan masalah penelitian (research
problem)?
Since research problem by definition
involves an issue in need of investigation, it follows that a basic
research problem is that it is “researchable” Gay and Diehl, 1992)
A problem does not necessarily
mean that something is seriously wrong with a current situation that needs
to be rectified immediately. A “problem”
could simply indicate an interest in an issue. (Uma Sekaran, 2003)
“A research problem , or
phenomenon as it might be called in many forms of qualitative research, is the topic you would like to address,
investigate, or study, whether descriptively or experimentally. It is the focus or reason for engaging in
your research. It is typically a topic, phenomenon, or challenge that you are
interested in and with which you are at least somewhat familiar. 1)
Kesimpulannya, masalah
penelitian adalah sesuatu yang ingin diketahui oleh peneliti, dan lalu
dijadikan isu atau topik penelitiannya.
1.PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Penelitian
Uraian tentang mengapa mahasiswa
(peneliti) tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan isu/topik/masalah
penelitiannya. Misalnya, jika judul penelitiannya adalah “ Analisis Bauran
Pemasaran Restoran X”, maka peneliti harus menjelaskan alasannya mengapa dia
memilih “bauran pemasaran” sebagai isu/masalah penelitiannya, dan mengapa obyek penelitiannya di “restoran X”?.
Penjelasannya harus logis dan akademik. Kalaupun restoran tersebut milik nya sendiri,
hal tersebut tidak boleh dijadikan dasar mengapa dia memilih restoran tersebut.
Dalam menjelaskan latar belakang
penelitian, selain menguraikan pemikirannya sendiri, penelti boleh saja mengacu
pada sumber-sumber lainnya yang relevan. Jika hal tersebut dilakukan maka
diharuskan untuk membuat daftar kutipan
b. Identifikasi Masalah
Beberapa penulis buku “metlit.”
menyamakan pengertian identifikasi
masalah dengan definisi masalah.
Identifikasi masalah adalah proses memperjelas masalah penelitian dari yang
bersifat umum menjadi lebih spesifik
sehingga lebih mudah dikenali. Misalnya,
dari contoh masalah di atas –“bauran pemasaran”, peneliti harus lebih menjelaskan apa yang
dimaksud dengan bauran pemasaran secara lebih rinci, apa yang ingin diketahui
tentang bauran pemasaran – strateginyakah?, aktivitasnyakah?,
hambatan-hambatannykah?, dlsb.
Identifikasi masalah dapat
dirumuskan dalam kalimat pertanyaan seperti yang dicontohkan oleh Uma Sekaran
(2003) : - How has the new packaging
affected the sales of product?. What are the effects of downsizing on the long
range growth patterns of companies? What are the components of “quality circles”?
c. Tujuan Penelitian
Di sini mahasiswa (peneliti ) harus
mampu menguraikan tujuan akhir yang akan
dicapai oleh penelitiannya. Atau dengan kata lain peneliti harus menyebutkan
hasil akhir dari penelitiannya secara lebih rinci. Peneliti belum cukup
jika hanya menyatakan: “ tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui
bagaimana bauran pemasaran di restoran X”, karena uraian tersebut masih terlalu
umum. Dia harus lebih merinci tujuan yang umum tersebut ke dalam tujuan yang lebih spesifik. Tujuan penelitian sebaiknya dituliskan dalam
bentuk pernyataan. Mis.: “Ingin
mengetahui bagaimana aktivitas promosi yang dilakukan perusahaan”. “ “Ingin
mengetahui masalah apa yang dihadapi manajer dalam mengelola pegawainya”, dst,
dst.
Contoh :
The overall purpose of this study
is “to examine the effect of telling stories on nursery children's literacy
skills.”
Once the overall purpose has been
explained, then write a specific purpose about every key variable. Specific
purposes for the research study might include:
(1)
Identify how often nursery teachers tell stories
in the classroom.
(2) Determine
the effect of telling stories on nursery children's reading fluency.
(3) Determine
the effect of telling stories on nursery children's reading comprehension.
(4) Determine
the effect of telling stories on nursery children's vocabulary.
(5) Determine the effect of telling stories on nursery
children's interest in reading. 2)
d. Kegunaan Penelitian
Dalam sub bab ini, mahasiswa
(peneliti) harus menguraikan kegunaan atau manfaat hasil penelitiannya baik
bagi dunia praktis, maupun bagi kepentingan teoritis atau akademik.
Kegunaan Penelitian atau Manfaat
Penelitian, mengungkapkan secara spesifik kegunaan yang hendak dicapai dari: Aspek
teoritis (keilmuan) dengan menyebutkan kegunaan teoritis apa yang dapat
dicapai dari masalah yang diteliti. Aspek praktis (guna laksana) dengan
menyebutkan kegunaan apa yang dapat dicapai dari penerapan pengetahuan yang
dihasilkan penelitian ini.
Contoh :
Manfaat Penelitian Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun
tidak langsung antara lain:
( 1) Pengembangan Ilmu Pengetahuan : Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan
yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan
model-model pembelajaran untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran dan hasil
belajar di kelas.
(2) Bagi Sekolah : Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk
memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan
efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
(3) Bagi Siswa: Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas
siswa untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan, meningkatkan
kemampuan menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran dengan model
pembelajaran inovatif. 3)
e. Obyek Penelitian
Obyek
penelitian adalah tempat (perusahaan) di mana mahasiswa (peneliti ) melakukan
penelitiannya atau produk/jasa yang
akan ditelitinya - misalnya, jika mahasiswa akan meneliti kepuasan konsumen terhadap produk X , maka mahasiswa tersebut harus menjelaskan secara
rinci produk X tersebut.
2. KERANGKA TEORI/PEMIKIRAN
a. Teori Pendukung
“A
theoretical framework is a conceptual model of how one theorizes or makes
logical sense of the relationships among the several factors that have been
identified as an important to the problem” (Uma
Sekaran, 2003)
Karena fungsi
pemaparan teori dalam penelitian deduktif adalah sebagai landasan untuk
menetapkan logika penelitian maka teori pendukung yang seharusnya dikemukakan adalah
teori-teori yang mempunyai kaitan langsung dengan masalah yang akan diteliti.
Jika yang akan diteliti adalah “gaya kerpemimpinan”, maka peneliti harus lebih
fokus menguraikan konsep “gaya kepemimpinan”, bukan menguraikan teori
kepemimpinan yang sifatnya umum.
Peneliti seyogianya memilih teori yang mempunyai kegunaan langsung bagi
penetapan hipotesis, pertanyaan penelitian, bahkan sampai dengan penetapan
definisi operasional variabel peneilitiannya. – Developing such a conceptual framework helps us to postulate or
hypothesize and test certain relationships and thus to improve our
understanding of the dynamic of the situation. (Uma Sekaran, 2003)
b. Hasil Penelitian Terdahulu
Umumnya,
sumber dari hasil penelitian terdahulu adalah jurnal-jurnal ilmiah. Mahasiswa harus hati-hati dalam memilih hasil
penelitian terdahulu karena tidak sertamerta (otomatis) hasil penelitian tersebut tepat untuk
dijadikan acuan (referensi) bagi rencana penelitiannya. Peneliti tidak boleh hanya melihat hasil akhir
dari penelitian terdahulu, tetapi juga mempelajari dengan seksama metode
penelitiannya – cara memperoleh hasil penelitiannya (proses). Bahkan ketika penelitinya menggunakan
metode yang benar tetapi instrumen penelitian tidak valid, teknik penarikan
sampelnya salah, jumlah sampel yang terlalu sedikit, atau analisis datanya
tidak tepat, maka dapat dipastikan hasilnya pun akan salah. Dan, jika hasil
penelitian yang salah dijadikan sebagai acuan untuk menyusun hipotesis, maka
hipotesis penelitiannya pun bisa tidak akurat.
c. Hipotesis Penelitian
Karena dalam penelitian deduktif, hipotesis
penelitian disusun berdasarkan kerangka teori yang diacu oleh peneliti dan jika
ada ditambah dengan hasil penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian bukan
atau tidak sama dengan hipotesis
statistik yang bertujuan untuk menguji
hipotesis - (Ha – Ho). Hipotesis penelitian harus secara eksplisit menyatakan
dugaan peneliti atas masalah penelitiannya
Di bawah ini
adalah contoh-contoh hipotesis relasional dalam penelitian.
“ If Employees are more healthy, then, they will take
sick leave less frequently “ (Uma
Sekaran, 2003)
“ The greater the stress experienced in the job, the
lower the job satisfaction of employees” (Uma Sekaran, 2003)
“There is a difference between the work ethic values
of American and Asian employees” (Uma
Sekaran, 2003) ( Gay and Diehl, 1992)
“New employees who have assigned mentors have higher
first year performance evaluations than new employees who do not have assigned
mentors” ( Gay and Diehl, 1992)
“Young machinist (under 35 years of age) are less
productive than those who are 35 years age or older” (Cooper and Schindler, 2000)
“An increase in family income leads to an increase in
the percentage of income saved” (Cooper and
Schindler, 2000)
3. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Peneliti harus menjelaskan jenis
penelitian apa yang akan digunakan. Dari beberapa literature tercatat ada
beberapa jenis penelitian. (1) Kuantitatif, (2) Kualitatif, (3) Action
Research, (4) Penelitian Murni, (5) atau Penelitian Terapan.
b. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau
langkah-langkah yang seharusnya dilakukan peneliti agar dapat mencapai tujuan
penelitiannya dengan cara yang benar . Dengan demikian titik awal dalam
menentukan metode penelitian adalah dari tujuan penelitian yang sudah
dinyatakan dalam bab sebelumnya.
Gay dan Diehl , 1992 menyebutkan
beberapa metode penelitian ( research by
method ) yaitu:
(1) jika tujuannya ingin mengetahui hubungan
sebab akibat antar variabel penelitian (mis. “the effect of positive reinforcement on job performance”), maka metodenya Experimental atau (mis.: “the effect of sex on job success of MBA graduates”) maka
metodenya Causal
Comparative (2) jika
tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan atau asosiasi antara variabel
penelitian (mis. “the relationship
between anxiety and accuracy”) , maka metodenya adalah Correlational (3) jika tujuannya untuk mendeskripsikan/
menggambarkan fenomena yang sedang ditelitinya seperti apa adanya sekarang, (mis.:
“employee attitudes toward flex-time
scheduling” ) maka metodenya Descriptive.(4) jika tujuannya untuk
mendeskripsikan/ menggambarkan fenomena yang sedang ditelitinya, seperti apa
adanya di masa lalu ( mis.: ”Factors
leading to the development and growth of trade union” ), maka metodenya Historical
Uma Sekaran, 2003 menuliskan beberapa metode penelitian yaitu: (1), jika
tujuan peneliannya adalah sekedar ingin tahu fenomena guna memperoleh gambaran umum saja , maka metodenya Exploratory Studi. (2),
jika tujuannya ingin mengetahui secara lebih mendalam variabel-variabel
penelitiannya, maka metodenya Descriptive Study. (3) jika tujuan peneliti ingin mengetahui hubungan sebab akibat dari variabel penelitiannya -variable X cause variable Y-, (mis. : does smoking cause cancer?) maka
metodenya Causal
Study. (4) jika tujuan penelitiannya hubungan/asosiasi – bukan hubungan sebab akibat- antar
variabel penelitian ( mis.: are smoking
and cancer related?) , maka
metodenya Correlational
Study. (5) jika jenis penelitiannya kualitatif yang menggunakan
wawancara mendalam sebagai alat pengambilan data, maka metodenya Case
Study,
c. Model Penelitian/Tahap Penelitian
Model Penelitian dan Tahap
Penelitian merupakan dua konsep yang
berbeda secara substatif. Model penelitian merupakan abstrak dari pemikiran
peneliti yang dipresentasikan dalam bentuk gambar atau diagram yang mampu
menjelaskan kerangka kerja teoritis penelitiannya. Di dalamnya terlibat berbagai variabel yang
secara teoritis terlibat dalam masalah penelitian. Tugas peneliti menjelaskan
hubungan hubungan antar variabel variabel tersebut . Karena model penelitian
mempunyai kaitan erat dengan kerangka teoritis yang diacu peneliti maka
sebaiknya merupakan bagian dari sub topik
“teori pendukung”.
Tahap penelitian yaitu
langkah-langkah (tahapan) yang akan dilakukan peneliti mulai dari penetapan masalah sampai dengan analisis data
pnenelitiannya.
d. Operasionalisasi variabel.
Dalam penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif maka makna operasionalisasi variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel (operationalizing,
or operationally defining a concept to render it measurable,…(Uma
Sekaran, 2003). An operational definition
is a definition stated in terms of specific testing or criteria. These terms
must have empirical referents (that is, we must be able to count, measure, or in
some other way gather the information through our senses)- (Cooper and Schindler, 2000).
Banyak cara menyusun definisi
operasional variabel. Jika konsep atau variabelnya bersifat kuantitatif – usia, penghasilan,
volume penjualan,- maka operasionalisasi
variabelnya cukup mudah. Namun jika konsep atau variabelnya bukan kuantitatif –
motivasi kerja, sikap, persepsi , loyalitas, kepuasan konsumen, kepuasan
pegawai – maka diperlukan lebih banyak upaya dari peneliti untuk menentukan
ukuran dari variabel tersebut.
Uma Sekaran 2003, memberikan
contoh ketika harus mengoperasionalisasikan konsep/variabel “achievement motivation” . Pertama
tentukan dimensi – dimensi dari “achievement motivation” adalah: 1. driven by work, 2. Unable to relax, 3.
Impatience with ineffectiveness, 4. Seek moderate challenges, 5. Seek feedback. Kemudian dari dimensi yang ada dirinci lagi
menjadi elemen-elemen perilaku yang
ditampilkan – Beberapa penulis menggunakan istilah “indikator” sebagai
pengganti kata “elemen”- Dimensi 1 elemennya adalah a. Constanly working, b. very reluctant to take time off for anything,
c. persevering despite setback. Dimensi 2 elemennya adalah : a. thinks of work even at home, b. does
not have any hobbies. Dimensi 3 elemenya adalah : a. swears under one’s breath when even small mistakes occur.
Dimensi 4 elemenya adalah : a. opts to do
a challenging rather than a routine job, b. opts to take moderate rather than
overhelming challenges . Dimensi 5 elemennya adalah : a. asks fort feedback on how the job has been done, b. is impatient for
immediate feedback .
Karena sasaran utama (sesuai
dengan definisinya) definisi operasional variabel penelitian adalah pemberian
ukuran (measurement) maka tugas peneliti berikutnya adalah menentukan ukuran ( nominal,
ordinal, interval, ratio) dari
setiap elemen atau elemen atau indikator.
Dengan demikian, penelitian yang tidak menggunakan analisis
kuantitatif tetapi lebih pada analisis verbal/kualitatif maka definisi
operasional variabel tidak perlu dilakukan.
e. Populasi dan sampel
Menurut Uma Sekaran 2003, yang
dimaksud dengan populasi adalah “ the entire group of people, events, or things
of interest that researcher wishes to investigate. Ada juga penulis lain yang mengatakan bahwa “ the population is the group of interest to the researcher,
the group to which she or he would
like to generalize the result of the study”
(Gay and Diehl). Cooper and
Schindler menyebutkan “ population is the
total collection of elements about
which we wish to make some inferences . Population
element is the subject on which the measurement is being taken. It is the
unit of study.”
Dengan demikian tidak semua
penelitian harus ada populasi dan sampel. Penelitian yang teknik pengambilan datanya
adalah studi dokumen atau wawancara
mendalam dengan beberapa orang tertentu, tidak perlu menyatakan adanya
populasi. Lazimnya responden yang
diwawancarai tidak dinamakan sebagai sampel, tetapi informan. Demikian pula
kalau metode penelitiannya studi kasus. - Case
study research is not sampling research ( Yin, 1994).
Karena sampel adalah sebagian
dari populasi, maka peneliti harus
menjelaskan teknik pengambilan sampel secara rinci. Jika yang dipilih sampel
acak, penelti harus menjelaskan teknik mana yang dipakainya – simple random samping, stratified random
sampling, dst. Atau jika menggunakan
sampel tidak acak maka dia harus
menetapkan apakah menggunakan purposive
sampling, judgmental sampling, dst.
Catatan: Ketika proposal
penelitian dilakukan, tidak sedikit mahasiswa yang belum berhasil memperoleh
obyek penelitiannya. Dengan demikian akan kesulitan jika harus memaparkan
populasi dan sampel penelitiannya.
f. Teknik pengambilan data
Data is a collection of facts, such as numbers, words, measurements,
observations or even just descriptions of things. 4) Dengan demikian data adalah semua informasi yang diperlukan oleh
peneliti guna kepentingan analisis penelitiannya. Walau teori-teori merupakan juga informasi
yang penting, namun teori bukanlah data penelitian.
Jenis/bentuk/sumber bisa
mermacam-macam. Di antaranya ada data sekunder-data primer; opini-fakta;
kualitatif-kuantitatif. Perbedaan tersebut menuntut cara yang berbeda pula
dalam pengambilan atau pengumpulan datanya. Data sekunder, fakta, atau kuantitatif, seyogianya diambil dengan teknik studi
documenter dan atau observasi sedangkan data primer, opini, atau kualitatif dikumpulkan
dengan teknik wawancara dan atau kuesioner.
Karena teori bukan merupakan data penelitian maka studi kepustakaan
tidak termasuk dalam teknik pengambilan data.
Jika penelitiannya menggunakan
kuesioner sebagai alat pengambilan data, maka peneliti juga harus menjelaskan
teknik pengujian validitas dan realibilitas kuesionernya tersebut
g. Teknik analisis data
Definition of analysis: A systematic examination and evaluation of data
or information, by breaking it into its
component parts to uncover their interrelationships. 5) . Analysis is the process of breaking a complex topic or substance into
smaller parts to gain a better understanding of it. 6)
Analysis of data is a process of inspecting,
cleaning, transforming, and modeling data with the goal of discovering
useful information, suggesting conclusions, and supporting decision-making.
7) (en.wikipedia.org/wiki/. Data analysis
is the process of evaluating data using
analytical and
logical reasoning to examine each component of the data provided. 8)
Dari dua definisi di atas maka
tugas peneliti adalah menjelaskan teknik atau cara bagaimana dia mengolah data
dari mulai awal sampai dengan menjawab
tujuan penelitiannya (hipotesis dan atau
pertanyaan penelitian). Jika
analisisnya menggunakan statistika maka peneliti harus menjelaskan rumus-rumus
apa yang digunakan. Analisis statistiknya harus sesuai dengan masing-masing
tujuan penelitian
Bandung, Maret 2015.
Hasan Mustafa
Sumber Kutipan;
Donald R Cooper, Pamela S. Schindler (2001) Business Research Methods. McGraw-Hill
International Edition. USA
L.R.Gay, P.L. Diehl (1992). Research Methods For Business and Management. MacMillan
Publishing Company, Canada
Uma Sekaran, Research Methods for Business. (2003) A skill Building Approach. John Wiley &
Sons, Inc. USA
Yin, R. (1994). Case study research: Design and methods (2nd ed.).
Thousand Oaks, CA: Sage Publishing.
Web Site
1)
http://www.sagepub.com/upm-data/36330_Chapter2.pdf
.
3) https://wayanweb.wordpress.com/ptk/pendahuluan/kegunaan-hasil-penelitian/
6)
en.wikipedia.org/wiki/Analysis
7)
en.wikipedia.org/wiki/