Penyusunan Kuesioner Penelitian
Hasan Mustafa
Kuesioner atau banyak yang menyebutnya
angket adalah salah satu alat yang banyak dipakai untuk mencari data,
khusususnya data yang berbentuk “opini”/pendapat/sikap. Walau
mungkin tampaknya mudah, karena “hanya” bertanya, namun dalam praktiknya lebih
sulit dari yang dibayangkan. Tidak sedikit kuesioner yang disusun dirombak
total ketika dikonsultasikan kepada para akhlinya. Hal ini terjadi biasanya
karena kuesionernya dinilai tidak valid, artinya tidak sesuai atau dalam bahasa
popular “tidak nyambung” dengan definisi operasional dan konseptual variabel
penelitiannya. Misalnya, yang ingin diteliti adalah “persepsi”, tetapi
kuesionernya berisikan pertanyaan tentang “sikap”. Ingin mengetahui “tingkat
kepuasan”, tetapi isi kuesionernya tidak mampu mengukur “tingkat kepuasan”.
Untuk hal terakhir tadi (validitas) akan dibahas dalam topik khusus.
Pembahasan tentang kuesioner kali ini dibatasi pada bagaimana cara menyusun
kuesioner, dikaitkan dengan definisi operasional variabel penelitian. Untuk
itu kita langsung saja pada pokok pembahasan sesuai dengan contoh-contoh yang
telah dibahas dalam penyusunan definisi operasional variabel penelitian.
Contoh pertama penyusunan kuesioner (dalam
kasus ini) adalah definisi operasional variabel “motivasi” berdasarkan pendapat Victor Vroom yaitu M = E x I x V.
Agar memperoleh nilai atau skor motivasi (M)
maka peneliti harus mampu memperoleh data tentang expectancy, instrumentality, dan valence. Expectancy (E) berupa data tentang
seberapa besar keyakinan responden bahwa dia(mereka) mampu mengerjakan tugas
tertentu dengan baik. Instrumentality (I) berupa data tentang seberapa besar tingkat keyakinan responden
bahwa dia (mereka) akan memperoleh imbalan ketika mereka berhasil menyelesaikan
tugas tertentunya tadi. Valence (V) berupa data tentang seberapa tinggi nilai
imbalan yang akan diterimanya.
Jumlah pertanyaan (pernyataan) untuk
setiap dimensi tidak boleh terlampau sedikit, sehingga tidak mengukur dimensi
tersebut secara meyakinkan. Misalnya, untuk mengetahui apakah responden yakin
bahwa dia mampu (expectancy), satu pertanyaan saja tidaklah mencukupi. Untuk
satu dimensi bisa dibuat 5 sampai dengan 10 pertanyaan atau pernyataan,
sehingga jumlah pertanyaan/pernyataan yang akan diajukan sekitar 15 sampai 30
(untuk 3 dimensi). Di samping pertanyaan atau pernyataan, peneliti juga harus
memberikan alternatif jawaban sesuai
dengan definisi operasional bagi setiap butir pertanyaan/peryataan. Alternatif
jawaban harus “nyambung” atau relevan dengan pertanyaan/pernyataan. Satu
pertanyaan/pernyataan harus hanya mengutarakan satu konsep saja. Misalnya,
jangan bertanya tentang makanan dan minuman dalam satu pertanyaan karena ada
dua konsep, yaitu makanan dan minuman. Jadi harus dua pertanyaan.
Definisi Operasional
Variabel
|
Definisi Konseptual
|
Definisi Operasional
|
||
Dimensi
|
Skor Motivasi
|
Skala Pengkuran
|
||
Motivasi
|
“Motivation
is a product of the individual’s expectancy
that a certain effort will lead to the intended performance, the instrumentality of this performance
to achieving a certain result, and the desirability of this result for the
individual, known as valence”.
M=ExIxV
Victor
Vroom
|
1.Expectancy:
Keyakinan seseorang bahwa dia mampu mengerjakan tugas yang
dibebankan kepadanya
2.Instrumentality:
Keyakinan seseorang bahwa jika dia berhasil mengerjakan
tugas maka dia akan memperoleh imbalan
3.Valence
Nilai imbalan bagi seseorang ketika imbalan tersebut
diperoleh
|
a.Ekspektancy dan Instrumentality
Keyakinan sangat
tinggi, skor 1
Keyakinan tinggi
skor 0,75
Keyakinan cukup,
skor 0.50
Keyakinan rendah
0,25
Keyakinan sangat
rendah skor 0.00
b. Valence
Nilai imbalan
sangat tinggi, skor 1
Nilai imbalan
tinggi, skor 0,75
Nilai imbalan
cukup, skor 0,50
Nilai imbalan
rendah, skor 0,25
Nilai imbalan
sangat rendah, skor 0,00
|
Interval
|
Agar dapat
dimengerti lebih mudah, kuesioner dimasukan ke dalam tabel.
Kuesioner
No.
|
Pertanyaan/Pernyataan
|
Jawaban
|
||||
Sangat
Yakin
|
Yakin
|
Cukup Yakin
|
Tidak Yakin
|
Sangat Tidak Yakin
|
||
EXPECTANCY
|
||||||
1
|
Berdasarkan pengalaman kerja saya, saya dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan baik
|
|||||
2
|
Berdasarkan pendidikan formal saya, saya dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan baik
|
|||||
3
|
Dengan waktu yang tersedia, saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
baik
|
|||||
Dst……….
|
||||||
INSTRUMENTALITY
|
||||||
1
|
Jika pekerjaan saya selesai, saya akan memperoleh insentif atau bonus
|
|||||
2
|
Jika pekerjaan saya selesai, saya akan dipromosikan
|
|||||
3
|
Jika pekerjaan saya selesai,
atasan saya akan mengucapkan terimakasih
|
|||||
Dst…….
|
||||||
VALENCE
(butir pertanyaan/pernyataan dalam dimensi ini harus dikaikan dengan
dimensi instrumentality)
|
Sangat bernilai
|
Berni-lai
|
Cukup berni-lai
|
Tidak berni- lai
|
Sangat tidak berni-lai
|
|
1
|
Buat saya insentif/ bonus
|
|||||
2
|
Buat saya promosi jabatan
|
|||||
3
|
Buat saya, ucapan terimakasih
|
|||||
Dst………………….
|
Yang perlu diingat, agar memudahkan
perhitungan pemberian skor, kalimat dari setiap pernyataan haruslah kalimat positif, bukan negatif. Misalnya: “Jika pekerjaan Anda selesai, Anda akan
memperoleh insentif atau bonus” (positif), bukan : “Jika pekerjaan Anda selesai Anda tidak
akan memperoleh insentif atau bonus”(negatif)
. Namun jika memang sengaja (dengan tujuan tertentu) atau tidak disengaja
ternyata kalimatnya negatif, maka skornya dibalik. Artinya, kalau jawabannya
positif (sangat setuju atau setuju) maka nilainya 1 dan 2 sedangkan jawaban
negative (tidak setuju/sangat tidak setuju) skornya 4 dan 5.
Contoh kedua : Variabel Kepuasan Kerja
Definisi Operasional
Variabel
|
Definisi Konseptual
|
Definisi
Operasional
|
||
Dimensi
|
Skor Sikap
|
Skala Pengukuran
|
||
Kepuasan Kerja
|
Sikap pekerja
terhadap dimensi- dimensi pekerjaan
|
|
Sangat Tidak Memuaskan: 1
Tidak Memuaskan: 2
Cukup Memuaskan 3
Memuaskan 4
Sangat Memuaskan: 5
|
Interval
|
Kuesioner
No.
|
Pertanyaan/Pernyataan
|
Jawaban
|
||||
Sangat
Memuaskan
|
Memuaskan
|
Cukup
Memuaskan
|
Tidak
Memuaskan
|
Sangat
Tidak
Memuaskan
|
||
A
|
Upah/gaji/imbalan
finansial
|
|||||
1.
|
Jumlah gaji / upah tetap yang diberikan oleh organisasi kepada saya
|
|||||
2.
|
Insentif yang diberikan oleh organisasi kepada saya
|
|||||
3.
|
Uang hadir yang diberikan oleh organisasi kepada saya
|
|||||
Dst ……
|
||||||
B
|
Pekerjaan
|
|||||
1.
|
Beban kerja yang saya rasakan
|
|||||
2.
|
Jenis pekerjaan yang saya lakukan
|
|||||
3.
|
Tingkat kesulitan pekerjaan saya
|
|||||
Dst……
|
||||||
C
|
Rekan Kerja
|
|||||
1
|
Pertolongan dari rekan kerja saya
|
|||||
2
|
Persahabatan dengan rekan kerja saya
|
|||||
3
|
Kerjasama dengan rekan kerja saya
|
|||||
D
|
Atasan
|
|||||
1
|
Kerjasama dengan atasan saya
|
|||||
2
|
Pengarahan dari atasan saya
|
|||||
3
|
Dukungan dari atasan saya
|
|||||
4
|
Pengawasan dari atasan saya
|
|||||
Dst…..
|
||||||
E.
|
Promosi
|
|||||
1
|
Menurut saya kesempatan untuk promosi
|
|||||
2
|
Menurut saya prosedur promosi
|
|||||
3
|
Menurut saya persyaratan promosi
|
|||||
Dst………..
|
Contoh ketiga: Variabel “Kepuasan Konsumen
Terhadap Mutu Pelayanan di Rumah Makan X”
Definisi Operasional
Variabel
|
Definisi Konseptual
|
Definisi
Operasional
|
||
Dimensi
|
Skor Kepuasan
|
Skala Pengukuran
|
||
Kepuasan Konsumen
Terhadap Mutu Pelayanan
|
Perasaan suka atau kecewa konsumen
terhadap dimensi-dimensi peyananan (Reliability, Responsiveness,
Assurance , Empathy, dan Tangible) yang dihasilkan dari proses perbandingan kinerja
mutu pelayanan dengan harapan”
|
|
Kinerja lebih buruk daripada harapan skor 1 (tidak Puas)
Kinerja sama dengan harapan skor 2
(puas)
Kinerja lebih baik daripada harapan skor 3 (sangat puas)
|
Interval
|
Kuesioner
No.
|
Kinerja
(performace)
|
Jawaban
|
||
Lebih
baik
daripada
harapan
|
Sesuai dengan harapan
|
Lebih
buruk daripada harapan
|
||
A
|
Reliability
|
|||
1
|
Kelengkapan menu makanan dan minuman
|
|||
2
|
Ketepatan promosi / iklan
|
|||
3
|
Dst,,,
|
|||
B
|
Responsiveness
|
|||
1
|
Kecepatan pelayanan makanan/minuman
|
|||
2
|
Kecepatan pelayanan pembayaran
|
|||
3
|
Kecepatan melayani permintaan tambahan
|
|||
4
|
Dst……………….
|
|||
C
|
Assurance
|
|||
1
|
Mutu makanan yang dijual
|
|||
2
|
Mutu minuman
|
|||
3
|
Dst………….
|
|||
D
|
Empathy
|
|||
1
|
Pemahaman pelayan terhadap kebutuhan Anda
|
|||
2
|
Keramahan pelayanan
|
|||
3
|
Dst……………….
|
|||
E
|
Tangible
|
|||
1
|
Kebersihan ruangan
|
|||
2
|
Kenyamanan udara di ruangan
|
|||
3
|
Dst……………..
|
Catatan: Dalam kolom jawaban hanya
diberikan tiga kategori jawaban, yaitu sangat sesuai, sesuai, dan tidak sesuai
dengan harapan, karena konsep yang dikemukakan oleh Kottler memang seperti itu.
Namun ketika peneliti ingin membuat menjadi lima alternatif dengan tujuan agar
memperoleh data lebih rinci, boleh saja dilakukan namun perlu dijelaskan
mengapa hal tersebut dilakukan.
Contoh
berikutnya adalah kuesioner yang disusun dalam upaya ingin mengetahui hubungan
antara tingkat pendidikan dengan kinerja. Katakanlah, yang ingin diteliti
adalah pegawai di suatu perusahaan atau instansi.
Definisi Operasional:
Variabel
|
Definisi Konseptual
|
Definisi
Operasional
|
||
Tingkat Pendidikan
|
Peringkat
Pendidikan
|
Skala Pengukuran
|
||
Tingkat Pendidikan
|
Tingkat pendidian
adalah urutan pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar sampai dengan
pendidikan tinggi
|
SD
SLTP
SLTA
S1
S2
S3
|
SD = 1
SLTP = 2
SLTA = 3
S1 = 4
S2 = 5
S3 = 6
|
Ordinal
|
Dimensi/aspek
penilaian kinerja
|
Skor Kinerja
Pegawai
|
|||
Kinerja Pegawai
|
Kinerja pegawai
adalah hasil penilaian organisasi atas apa-apa yang telah dilakukan pegawai
selama bekerja
|
Kehadiran
Loyalitas
Kualitas Kerja
Kuantitas Kerja
Kerjasama
Inisiatif
Kepemimpinan
|
Sangat Baik = 5
Baik = 4
Cukup = 3
Kurang Baik = 2
Sangat Kurang Baik = 1
|
Interval
|
Dalam beberapa kasus, kuesioner tidak
seharusnya diisi oleh orang yang sedang kita teliti, dengan tujuan agar
memperoleh data yang relatif obyektif. Misalnya, ketika peneliti ingin
mengetahui kinerja responden maka informasinya akan lebih obyektif jika pihak
lainlah yang memberikannya. Informasi kinerja pegawai akan lebih obyektif jika diisi
oleh atasan langsung pegawai tersebut. Idealnya, data kinerja pegawai berupa data
sekunder – data yang sudah ada dalam organisasi. Tugas peneliti hanya menyalin
data yang sudah ada. Namun jika data sekunder tidak ada maka tidak ada jalan
lain, peneliti harus membuat kuesioner seperti di bawah ini:
Nama Pegawai
Yang Dinilai: ………………………………………………, Unit Kerja: …………………………..
|
||||||
Pendidikan :
SD – SLTP – SLTA – S1 – S2 – S3 (Dilingkari)
|
||||||
Kinerja
Pegawai
|
||||||
No.
|
Faktor Yang
Dinilai
|
Sangat
baik
|
Baik
|
Cukup
|
Tidak
baik
|
Sangat
Tidak Baik
|
1
|
Kehadiran
|
|||||
2
|
Loyalitas
|
|||||
3
|
Kualitas Kerja
|
|||||
4
|
Kuantitas
Kerja
|
|||||
5
|
Kerjasama
|
|||||
6
|
Inisiatif
|
|||||
7
|
Kepemimpinan
|